Target perluasan lahan Budidaya Koshihikari tahun 2013
- 25 hingga 100 hektar di kawasan Cisarua Kabupaten Bogor.
Pertimbangan Bisnis
- Pangsa pasar sangat potensial.
- Bisa dibudidayakan di Indonesia.
- Menciptakan lapangan kerja.
- Menyumbang devisa negara.
- Minim kompetitor.
Dampak Positif
- Mengangkat potensi SDM, SDA dan Budaya daerah.
- Memperluas lapangan kerja dan peluang usaha.
- Meningkatkan taraf hidup.
Konsumen/Pasar
- Jumlah expatriat Jepang di Indonesia yang cukup besar dan terus meningkat (lebih kurang lima juta jiwa) menunjukkan adanya kebutuhan yang kontinu akan beras Jepang.
- Demikian pula expat Korea dan Cina.
- Sejumlah Rumah Sakit.
- Kalangan masyarakat tingkat menengah ke atas.
Budidaya
- Persiapan tanam.
- Pengolahan tanah.
- Persiapan Benih.
- Penyemaian.
- Penanaman.
- Perawatan.
- Panen.
- Pasca-Panen.
Keunggulan Padi Japonica:
- Kandungan nutrisi lebih baik dibandingkan padi Javanica/Indica.
- Umur lebih genjah dibandingkan padi Javanica.
- Relatif lebih tahan terhadap beberapa hama dan penyakit.
- Potensi hasil panen tinggi.
- Relatif lebih tahan terhadap kekurangan air.
- Tidak mudah rontok sehingga hasil panen menjadi banyak.
- Harga gabah tinggi.
Sejarah Padi Japonica di Indonesia
- 1971: dr. Sibako membawa benih padi Jepang ke Indonesia, ditanam di daerah Sampay, Puncak, Bogor. Hasilnya belum bisa beradaptasi.
- 1984: beberapa pejabat Indonesia yang dinas belajar ke Jepang membawa pulang padi Jepang, dan dicoba ditanam di berbagai daerah, hasilnya belum bisa beradaptasi.
- 1989-1990: pekerja dan pelajar Indonesia di Jepang membawa padi Jepang dan ditanam di beberapa daerah, hasilnya belum beradaptasi.
- 1990-1991: alumni lembaga pelatihan yang dikelola Jepang membawa padi Jepang ke Indonesia, dan ditanam di beberapa daerah, hasilnya sebagian bisa beradaptasi, di antaranya yang ditanam di Ciawi, Cimelati, Cidahu dan Pasir Muncang, kemudian hasil adaptasi ditangkarkan dan dibudidayakan sehingga dapat diserap oleh pasar/konsumen Jepang.
- 1993-1994: padi Jepang sudah tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali, hasilnya bisa dipasarkan di pasar Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Semarang, Jogja dan Bali.
- 1994-2000: sudah dikembangkan secara komersial dan diterima di pasar domestik dalam skala cukup besar.
- 2000-2003: sudah dikembangkan secara hibrida, hasilnya cukup menggembirakan.
- 2004-2008: terjadi kehilangan benih induk.
- 2008-Sekarang: ditemukan kembali benih padi Jepang lokal yang bisa beradaptasi dengan iklim Indonesia.
No comments:
Post a Comment